JAKARTA, plus62.co – Kelangkaan BBM non-subsidi di SPBU swasta belakangan ini, mengharuskan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merespon permasalahan ini dengan memberi solusi demi kepentingan masyarakat luas.
Sejumlah penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi atau swasta seperti Shell Indonesia, BP, hingga Vivo mengalami masalah kelangkaan BBM dikarenakan stok yang ada tak bisa memenuhi permintaan yang tinggi.
Jika ditarik ke belakang, membludaknya permintaan pada SPBU swasta juga disebabkan oleh sejumlah masalah yang menerpa Pertamina seperti pengoplosan Pertamax. Masalah ini berakibat dengan munculnya krisis kepercayaan masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam konferensi pers, Jumat (19/9/2025), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, pihak swasta menyetujui membeli BBM murni dari Pertamina untuk mengatasi kelangkaan BBM.
“Kami baru selesai rapat dengan teman-teman dari swasta dan Pertamina, menghasilkan empat hal: yang pertama adalah mereka setuju untuk beli (kolaborasi) dengan Pertamina, yang kedua adalah disepakati untuk melakukan join surveyor, yang ketiga menyangkut harga, pemerintah ingin harus fair tidak boleh ada yang dirugikan, kita ingin swasta dan Pertamina harus sama-sama cengli, yang keempat open book semua harus terbuka.” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM.
Dia juga memastikan, BBM akan kembali masuk ke SPBU swasta paling lambat dalam tujuh hari ini.
“Stok cadangan BBM dalam 18 sampai 21 hari clear tidak ada masalah, insyaallah paling lambat 7 hari barang sudah masuk ke Indonesia.” pungkasnya. (*)