Tai Bermeditasi: Kisah Epik di Kali Alur Kuning

Tai Bermeditasi: Kisah Epik di Kali Alur Kuning

- Jurnalis

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hikmah – Pada suatu pagi yang cerah-cerah pengap di Kalideres, di sebuah kali legendaris bernama Alur Kuning, meluncurlah sepotong tai yang sedang krisis identitas. Ia bukan sembarang tai—ia tai yang punya mimpi, punya keresahan, dan… punya anak?

Hari itu, 11 Juni 2025, menjadi hari penting dalam hidupnya—hari di mana tai itu mencoba bermeditasi demi ketenangan jiwa dan masa depan keluarga (yang entah gimana bentuknya).

“Oh mai gat! Di mana aku ini? Siapa aku ini? Bagaimana nasib anak-anakku nanti?” jeritnya dengan suara dalam yang hanya bisa didengar oleh sesama tai.

Baca Juga :  Total 867 Korban Jiwa Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Sumatera

Di tengah kegelisahan eksistensial itu, tiba-tiba terdengar suara mistis—entah dari langit atau dari dalam selokan—berbunyi:
“Woi, tai… meditasi lah. Biar kepalamu nggak ruwet kayak benang kusut.”

Tai itu terdiam. Ia merasa seperti bertemu leluhur. Mungkin ini nenek moyangnya yang dulu juga pernah hanyut tapi lebih spiritual.

Baca Juga :  Fenomena Janda di Kota-Kota Besar

Maka mulailah ia bermeditasi. Dengan pose terpejam dan napas satu-satu, ia mengambang di permukaan kali yang aromanya bisa bikin bunga layu. Tapi ia tenang. Fokus. Mindful.

“Mungkin inilah jalanku…,” katanya sambil menahan hanyut ke arah pembuangan.

Tapi, nasib berkata lain. Baru lima menit bermeditasi, tiba-tiba dari arah hilir datang sebuah sandal jepit butut melayang dengan kecepatan Mach 2 dan…

BRAK!!!

Benturan keras membuyarkan konsentrasinya. Tai itu terpelanting, melingkar, dan nyaris pecah wibawa.

Baca Juga :  Warga Cengkareng Keluhkan Buah Sukun Jatuh ke Jalan, Laporan ke JAKI Belum Ditanggapi

Namun ia tak menyerah.
Ia tahu: jalan menuju pencerahan itu penuh rintangan, mulai dari batu, plastik, hingga popok bekas.

Perjalanan tai belum berakhir.
Apakah ia akan menemukan damai di ujung got? Apakah ia akan bertapa di pinggir selokan? Ataukah justru naik kasta menjadi pupuk alami?

Kita tunggu kelanjutannya…
“Tai Bermeditasi Episode 2: The Return of the Popok.”

Berita Terkait

Ketika Salju Turun di Arab Saudi
Gubernur Pramono Tinjau Lokasi Kebakaran Terra Drone, Pemprov DKI Tanggung Jawab Biaya Pemakaman Korban
Total 867 Korban Jiwa Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Sumatera
Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak di Ranu Kumbolo
Bentrok Ormas dan Debt Collector di Cengkareng Timur Berakhir Damai
UMKM Binaan PLN UID Jakarta Raya Goes to Korea Selatan: Produk Lokal Tembus Pasar Internasional
Kisah Ridwan Alias Kobra Kapuk, Sopir Truk yang Juga Tekuni Profesi Wartawan
Gerhana Bulan “Blood Moon” Menghiasi Langit Indonesia Tadi Malam

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 14:42 WIB

Ketika Salju Turun di Arab Saudi

Rabu, 10 Desember 2025 - 12:14 WIB

Gubernur Pramono Tinjau Lokasi Kebakaran Terra Drone, Pemprov DKI Tanggung Jawab Biaya Pemakaman Korban

Sabtu, 6 Desember 2025 - 13:46 WIB

Total 867 Korban Jiwa Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Sumatera

Kamis, 20 November 2025 - 09:57 WIB

Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak di Ranu Kumbolo

Senin, 10 November 2025 - 22:42 WIB

Bentrok Ormas dan Debt Collector di Cengkareng Timur Berakhir Damai

Berita Terbaru

Ragam & Peristiwa

Ketika Salju Turun di Arab Saudi

Kamis, 18 Des 2025 - 14:42 WIB