Jakarta, plus62.co – Warga Kapuk kebon sayur RW 07 dan RW 10.Kel.kapuk,kec.Cengkareng Jakarta Barat menggeruduk kantor kelurahan kapuk dan kantor walikota jakarta barat.
Warga yang berjumlah ratusan orang itu menuntut penghentian penggusuran yang di nilai tidak memiliki dasar hukum yang jelas dan dilakukan tanpa adanya mediasi dengan warga.
Warga yang mendatangi kelurahan kapuk dengan mobil komando,sejumlah truk serta sepeda motor, berbagai spanduk yang berisi tuntutan agar penggusuran di hentikan,pada Senin pagi,(17/3/2025).
Setibanya di kelurahan Warga yang berorasi meminta Pemerintah hadir. Mereka memprotes upaya penggusuran yang dilakukan secara tiba-tiba tanpa adanya dialog antara warga dan pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan.
Warga kebon sayur merasa curiga dengan pihak yang mengklaim sebagai pemilik tanah. Pasalnya selama ini Meraka Belum pernah memperlihatkan hak ke pemilikan nya.
“Seharusnya pemilik lahan yang katanya Sri Herawati Arifin bermusyawarah dulu dengan Warga yang di dampingi oleh pihak pemerintah kelurahan kapuk. Jangan tiba tiba membangun dan kami di usir begitu saja,” kata warga dalam orasinya.
Warga meminta pemerintah dapat melindungi warganya dari segala bentuk intimidasi dengan adanya kecurigaan warga terhadap maraknya mafia tanah.
“Jangan mau di usir begitu saja, kalau warga tidak melawan pasti kami di campakan begitu saja. Kami meminta pemerintah hadir memberikan solusi,” katanya.
Bukan hanya mendatangi kelurahan, Warga . Mendatangi kantor Walikota Jakarta Barat.
Aksi warga merupakan bentuk perlawanan. Terhadap upaya penggusuran yang di duga melibatkan sekelompok preman.
Setelah pulang dari walikota,Warga melakukan aksi kembali di area lahan tempat mereka tinggal.
Sementara Lurah kapuk Subhan menghimbau warganya untuk menjaga keamanan dan ketertiban kampung Jangan bertindak sendiri.
“Hari Rabu akan kami undang semua pihak termasuk Sri Herawati Arifin,” tegasnya. Lurah kapuk Subhan meminta pembangunan tidak beroperasi . Tunggu hasil musyawarah Warga dan Sri Herawati rencana hari rabu ini.hargai bulan puasa dan Idhul fitri.
“Sementara demi kekondusifan wilayah,pembangunan tidak beroperasi sampai ada musyawarah Warga. Apalagi suasana Ramadan dan sebentar lagi Idhul Fitri,” tutupnya