JAKARTA – Persaingan usaha transportasi logistik di Indonesia memang semakin ketat, terutama dengan berkembangnya platform ekspedisi online yang memudahkan konsumen untuk memilih jasa pengiriman dengan harga yang lebih bersaing.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, perkembangan teknologi dan model bisnis baru seperti aplikasi online mempengaruhi pendapatan banyak sopir transportasi logistik, karena semakin banyaknya pilihan yang tersedia bagi pelanggan.
Selain itu, banyak faktor lain yang turut memengaruhi, seperti efisiensi operasional dan biaya yang harus dikeluarkan oleh para pengusaha logistik, akibatnya banyak sopir yang mengalami penurunan pendapatan, sementara perusahaan-perusahaan besar di sektor ini lebih mampu bersaing melalui jaringan yang luas dan integrasi teknologi.
Untuk tetap bertahan dalam persaingan ini, para sopir dan pelaku usaha transportasi logistik perlu beradaptasi dengan perubahan pasar, seperti menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi atau fokus pada layanan pelanggan yang lebih baik.
Iwan (43) salah satu supir logistik di wilayah jakarta mengatakan, dirinya sudah menggeluti dunia transportasi logistik selama 20 tahun, mulai dari konvensional hingga berbasis aplikasi, persaingan ketat sangat dirasakan saat ini dilihat sulitnya dapat orderan dan ongkos atau tarif murah yang berimbas menurunnya pendapatan secara drastis.
“Sebagai sopir transportasi logistik Selama 20 tahun bukan semakin besar pendapatan Malah tambah kecil” keluh iwan, (17/1/25).
Masuknya jenis aplikasi online dalam transportasi logistik sekitar tahun 2016, angkutan barang konvensional semakin tergusur karena harus mengikuti persaingan dengan perang tarif yang lebih murah, yang mana sebelumnya tarif atau ongkos sesuai kesepakatan aja.
Lebih lanjut Iwan menceritakan, “Mangkal lebih enak dulu sih, dulu BBM masih Murah sekarang BBM mahal malah ongkos murah” tambah iwan.
Iwan juga menjelaskan bahwa dengan mengikuti sistem transportasi berbasis aplikasi ada sedikit kemudahan karena orderan dicarikan pihak aplikasi, namun dikarenakan perusahaan jasa transportasi logistik sekarang menjamur, jadi mereka bersaing dengan perang tarif yang lebih murah untuk mendapatkan konsumen.
Iwan berharap Pemerintah dapat bersinergi dengan para pelaku jasa transportasi logistik berbasis aplikasi untuk mengedepankan kesejahteraan para supir logistik dengan menentukan tarif atau ongkos yang wajar.
“Pihak perusahaan aplikasi bersaing harga,sopir atau mitranya yang jadi korban karena ongkos angkut jadi murah” ungkap Iwan.
(Pewarta : Ridwan)