TANGERANG, PLUS62.CO – Perayaan Natal 2025 menjadi momentum refleksi iman yang penuh makna bagi jemaat Persekutuan Oikumene Umat Kristen (POUK).
Tesalonika Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten. Di tengah tekanan, keterbatasan, dan perjalanan panjang pergumulan iman, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GEKIRA hadir memberikan pendampingan hukum demi menjaga hak jemaat untuk beribadah secara damai dan bermartabat.
Dalam laporan hasil pendampingan hukum tertanggal 24 Desember 2025, LBH GEKIRA mengungkapkan bahwa jemaat POUK Teluk Naga telah mengalami berbagai bentuk persekusi, intimidasi, serta pembatasan kegiatan ibadah sejak 2008. Tekanan tersebut semakin dirasakan sejak 2024, ketika aktivitas ibadah di gedung gereja dibatasi hingga akhirnya ditutup, sehingga jemaat terpaksa melaksanakan ibadah mingguan di Aula Kantor Kecamatan Teluk Naga.
LBH GEKIRA menegaskan bahwa pendampingan ini merupakan wujud pelayanan hukum yang berlandaskan nilai keadilan dan kasih, sekaligus komitmen untuk melindungi hak konstitusional setiap warga negara, khususnya kebebasan beragama dan beribadah sebagaimana dijamin dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
“Tindakan pembatasan ibadah tersebut berdampak langsung pada terlanggarnya hak jemaat untuk beribadah secara damai, layak, dan bermartabat,” tegas LBH GEKIRA dalam laporannya.
Melalui komunikasi dan koordinasi intensif yang dilakukan secara persuasif bersama pimpinan Kecamatan Teluk Naga, Ketua FKUB, Bhabinkamtibmas, unsur kamtibmas, serta perwakilan gereja, LBH GEKIRA mencatat adanya kesepakatan bersama terkait pelaksanaan ibadah Natal dan Tahun Baru sebagai jalan tengah yang mengedepankan ketertiban, toleransi, dan penghormatan antarumat beragama.
Adapun kesepakatan tersebut meliputi:
Ibadah Natal POUK pada 24 Desember 2025 dilaksanakan di Gedung Gereja PUOK Teluk Naga.
Ibadah Natal pada 25 Desember 2025 dilaksanakan di Aula Kantor Kecamatan Teluk Naga.
Ibadah menyambut Tahun Baru pada 31 Desember 2025 dilaksanakan di Gedung Gereja POUK Teluk Naga.
Ibadah Tahun Baru 1 Januari 2026 dilaksanakan di Aula Kantor Kecamatan Teluk Naga.
Dalam proses pendampingan, LBH GEKIRA juga berkoordinasi langsung dengan aparat penegak hukum dan pemerintah setempat, termasuk Camat Teluk Naga, unsur Kepolisian, serta TNI, guna memastikan pelaksanaan ibadah berjalan aman, tertib, dan penuh khidmat.
LBH GEKIRA merekomendasikan agar aparat penegak hukum memberikan perlindungan maksimal kepada jemaat POUK Teluk Naga selama rangkaian ibadah Natal 2025 dan perayaan Tahun Baru 2026. Selain itu, LBH GEKIRA mendorong pemerintah untuk membantu jemaat dalam proses perizinan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) rumah ibadah sebagai solusi jangka panjang.
“Pendekatan yang dikedepankan haruslah berbasis hukum, dialog, dan toleransi, bukan tekanan mayoritas. Kebebasan beribadah adalah wujud penghormatan terhadap martabat manusia,” demikian ditegaskan dalam rekomendasi LBH GEKIRA.
Laporan hasil pendampingan hukum ini disampaikan kepada publik sebagai bentuk transparansi, sekaligus pengingat bahwa kebebasan beragama adalah hak fundamental yang harus dijaga bersama dalam semangat persaudaraan dan kebhinekaan.
Pendampingan di lapangan dilakukan oleh Tim LBH GEKIRA yang terdiri dari Josua Nainggolan dan Rediston Sirait.












