Jakarta, – Festival Beduk Jakarta Pusat 2025 resmi digelar di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat. Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat, termasuk Kasudin Kebudayaan, para Camat se-Jakarta Pusat, Dewan Kota, Kepala Bagian, Ketua Penggerak PKK Jakarta Pusat beserta jajarannya, serta ibu-ibu PKK.
Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin, dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan festival yang berlangsung selama dua hari ini. Menurutnya, Jakarta Pusat memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan wilayah lain yang hanya mengadakan festival beduk sehari saja.
“Hati ini pasti dag-dig-dug menunggu pengumuman pemenang. Alhamdulillah, dua hari kita sudah melaksanakan Festival Beduk Jakarta Pusat. Ini yang membedakan kita dengan daerah lain, yang mungkin hanya sehari. Semoga pemenangnya nanti bisa menjadi juara umum di tingkat provinsi,” ujar Arifin. Jum’at (7/3/25).
Dalam kesempatan tersebut, Arifin juga mengenang masa kecilnya saat tradisi memukul beduk menjadi momen istimewa menjelang Idul Fitri.
“Saat kecil, saya dan teman-teman sampai menyewa becak untuk membawa beduk. Kadang becaknya kelebihan muatan sampai rodanya miring,” kenangnya.
Menurutnya, festival ini tidak hanya menjaga dan melestarikan budaya memukul beduk, tetapi juga meningkatkan kreativitas para peserta. Tahun ini, festival menampilkan 16 peserta yang menunjukkan variasi pukulan beduk, irama, hingga atraksi menari.
“Memukul beduk bukan sekadar tradisi umat Muslim. Dalam film Shaolin pun, sebelum bertanding mereka memukul beduk. Ini adalah kekayaan budaya bangsa yang harus kita lestarikan,” tambahnya.
Di akhir acara, Arifin mengucapkan selamat kepada para pemenang dan memberikan semangat bagi peserta yang belum berhasil.
“Bagi yang belum beruntung, jangan putus asa. Latihan lebih giat lagi, perbaiki keserasian berpakaian, pukulan beduk, serta bacaan takbir, tahlil, dan tahmidnya. Di tingkat provinsi nanti, kita akan berhadapan dengan peserta dari Jakarta Timur dan Jakarta Barat, jadi persiapkan diri dengan lebih baik,” tutupnya.
Festival Beduk Jakarta Pusat 2025 menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam melestarikan budaya dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyalurkan bakat serta kecintaan mereka terhadap tradisi di Indonesia.
(*)