Jakarta, Plus62.co– Setiap orang tua tentu sangat senang melihat anaknya aktif, banyak pendapat anak yang kerap melamun itu di cap pemalas, padahal belum tentu anak yang kerap melamun di kategorikan sebagai anak yang malas.
Anak bisa saja mengambil jeda mental dengan melamun di sela-sela aktivitas belajar atau bermain. Jeda melamun dapat menjadi tanda bahwa otak anak berfungsi lebih efisien dari pada teman-teman seusianya.
Saat melamun, anak bebas mengeksplorasi imajinasi mereka. Ini membantu mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir di luar otak.
Imajinasi yang aktif mendorong anak untuk menciptakan cerita, solusi, atau ide-ide baru.Psikolog sekaligus penulis buku berjudul Daydreams at Work: Wake Up Your Creative Powers, Amy Fries mengatakan bahwa keseimbangan antara fokus dan melamun itu sangat penting bagi anak.
Melamun merupakan bukan hanya hal yang normal, tetapi juga penting untuk mendukung perkembangan otak anak.
Melamun memungkinkan anak untuk memikirkan berbagai skenario dan kemungkinan. Ini membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah secara mandiri.
Saat melamun otak bekerja secara aktif. Untuk menghubungkan informasi dan mencari solusi. Hal ini di jelaskan oleh Profesor Psikologi Asosiasi Georgia Tech, Eric Schumacher yang di kutip dari Romper.
Menurutnya,melamun itu sehat karena membuat pikiran anak terus berputar. Meski itu menyimpang dari hal-hal yang seharusnya di lakukan seperti mendengarkan penjelasan orang tua. Ini bukan serta merta berarti si kecil gagal fokus Moms, tetapi justru saraf otak lainnya sedang bekerja dengan berimajinasi.
“Orang tua dan guru terlalu sering menggambarkan melamun sebagai gejala gangguan perhatian atau pemalas. Padahal, ada hubungan antara lamunan pada anak-anak dengan kreativitas, penyesuaian sosial yang sehat dan kinerja yang baik. Artinya, melamun itu baik untuk perkembangan otak anak,” kata Amy seperti di kutip dari Kidspot.
Oleh karena itu. Orang tua sebenarnya tidak perlu khawatir berlebihan bila melihat anaknya melamun ketika sedang bermain atau melakukan aktivitas lainnya.
Meski demikian, orang tua tetap perlu waspada jika si kecil melamun secara berlebihan. Misalnya ketika anak tidak berhenti dari lamunannya meski sudah di panggil atau di sentuh. Bila hal ini kerap terjadi, mungkin saja anak mengalami gangguan perhatian seperti yang di sebutkan sebelumnya.