Jakarta,plus62.co – Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan perundingan langsung dengan Ukraina yang di jadwalkan berlangsung pada 15 Mei di Istanbul.
Putin menekankan bahwa tujuan utama dari pertemuan ini adalah. Untuk mencapai perdamaian yang langgeng dan mengatasi akar penyebab konflik yang telah berlangsung sejak 2022.
“Rusia mengusulkan perundingan langsung dengan Ukraina di Istanbul dalam upaya untuk menghilangkan akar penyebab konflik. Dan untuk mencapai pemulihan perdamaian jangka panjang dan langgeng,” ujar Putin di kutip USA today (11/5/2025).
Putin juga menyatakan bahwa inisiatif perundingan ini bukan berasal dari ketidak inginan Moskow untuk berdialog. Melainkan keputusan dari pihak Ukraina yang menghentikan pembicaraan sebelumnya.
“Bukan Rusia yang memutuskan perundingan pada tahun 2022, melainkan Kyiv. Meskipun demikian, kami mengusulkan agar Kyiv melanjutkan perundingan langsung tanpa prasyarat apa pun. Merujuk pada gagalnya pembicaraan damai setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022,”katanya
Lebih lanjut, Putin menyampaikan bahwa pihaknya telah menetapkan tanggal perundingan. Dan menyerahkan keputusan akhir kepada otoritas Ukraina serta negara-negara Barat yang mendukung mereka.
“Kami menawarkan kepada otoritas Kyiv untuk melanjutkan negosiasi pada hari Kamis, di Istanbul. Usulan kami, seperti yang mereka katakan, sudah ada di atas meja. Keputusan sekarang ada di tangan otoritas Kyiv dan kurator mereka, yang tampaknya di pandu oleh ambisi politik pribadi mereka, dan bukan oleh kepentingan rakyat mereka,”tambahnya.
Sementara itu, negara-negara besar Eropa pada hari Sabtu menyatakan dukungan terhadap gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari di Ukraina. Dukungan ini juga datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memperingatkan Rusia akan sanksi baru jika usulan tersebut di tolak.
Trump, yang telah menyatakan keinginannya untuk di kenang sebagai pembawa damai, menegaskan bahwa pemerintahannya ingin mengakhiri konflik yang di gambarkannya sebagai pertumpahan darah akibat perang proksi antara AS dan Rusia.
Di sisi lain, mantan Presiden AS Joe Biden, bersama dengan para pemimpin Eropa Barat dan Ukraina menilai. Invasi Rusia sebagai tindakan ekspansionisme bergaya kekaisaran. Mereka bersumpah untuk terus menentang agresi Rusia dan mempertahankan kedaulatan Ukraina.
Putin menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa konflik ini adalah titik balik dalam hubungan Rusia dengan Barat. Yang menurutnya telah lama meremehkan dan mempermalukan Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet.
“Barat telah memperluas NATO dan melanggar wilayah pengaruh Rusia, termasuk Ukraina. Ini adalah momen penting dalam sejarah hubungan kami dengan Barat,”pungkas Putin.
(Rdw)