Opini : Merajut Kembali Hubungan Dosen dan Mahasiswa Melalui Dialog yang Setara

- Jurnalis

Jumat, 30 Mei 2025 - 19:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA – Konflik antara dosen dan mahasiswa adalah hal yang lumrah terjadi dalam dinamika kehidupan kampus. Perbedaan sudut pandang, ketidaksepahaman dalam komunikasi, atau ekspektasi yang tidak sejalan sering kali menjadi pemicu gesekan. Namun demikian, konflik tidak selalu bersifat negatif. Justru dalam konflik terkandung potensi pembelajaran, asalkan dikelola dengan bijak.


Salah satu bentuk konflik yang umum terjadi adalah ketidaksepahaman dalam proses penilaian atau pemberian tugas. Mahasiswa merasa tidak mendapat kejelasan atau keadilan, sementara dosen merasa kewenangannya sebagai pengampu mata kuliah dipertanyakan. Masalah seperti ini seringkali diperburuk oleh kurangnya ruang dialog yang sehat dan terbuka.


Untuk menciptakan solusi yang konstruktif, diperlukan perubahan pola komunikasi di antara keduanya. Dosen perlu membuka ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan pendapat dan keluhan tanpa rasa takut. Sebaliknya, mahasiswa pun perlu belajar menyampaikan aspirasi dengan sopan dan menghargai otoritas akademik dosen.

Komunikasi dua arah yang dilandasi saling percaya akan memperkuat relasi dan mencegah konflik berkembang menjadi lebih besar.


Selain itu, kampus sebagai lembaga juga harus berperan aktif menyediakan sarana penyelesaian konflik, seperti ruang mediasi akademik atau forum diskusi reguler antara dosen dan mahasiswa. Upaya ini tidak hanya membantu menyelesaikan persoalan yang ada, tetapi juga membangun budaya akademik yang lebih dewasa dan inklusif.


Penting disadari bahwa baik dosen maupun mahasiswa memiliki tujuan yang sama: keberhasilan dalam proses pendidikan. Ketika keduanya mampu saling memahami peran dan tanggung jawab masing-masing, maka konflik dapat diselesaikan bukan dengan saling menyalahkan, tetapi dengan semangat memperbaiki.


Dengan membangun budaya dialog, empati, dan keterbukaan, kampus bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga tempat bertumbuh sebagai manusia yang utuh. (*)

Oleh : Fitri Adriani Mahasiswa S3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin sekaligus Dosen Universitas Almarisah Madani

Berita Terkait

Jumat, 30 Mei 2025 - 19:30 WIB

Opini : Merajut Kembali Hubungan Dosen dan Mahasiswa Melalui Dialog yang Setara

Berita Terbaru

Megapolitan

Adnan Buyung Didorong Jadi Pahlawan Nasional, KAI: Sudah Saatnya!

Sabtu, 31 Mei 2025 - 14:51 WIB

Megapolitan

Jelang Perayaan HUT ke-17 KAI Ziarahi Makam Adnan Buyung Nasution

Kamis, 29 Mei 2025 - 13:20 WIB