JEMBER – Aksi mogok nasional yang dilakukan oleh para sopir truk dalam beberapa hari terakhir mulai memberikan dampak terhadap distribusi kebutuhan pokok, khususnya bumbu dapur. Gangguan distribusi ini menyebabkan kelangkaan pasokan yang memicu lonjakan harga secara drastis.
Sejumlah pedagang di pasar tanjung jember memilih untuk menutup lapak lantaran tidak mampu lagi menjual dengan harga yang wajar. Kenaikan harga yang tajam membuat daya beli masyarakat menurun dan mengancam kelangsungan usaha kecil.
Harga beberapa komoditas penting mengalami lonjakan mencolok. Misalnya, cabai rawit merah yang sebelumnya dijual seharga Rp30.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp50.000 per kilogram.
Bawang merah mengalami kenaikan serupa, dari Rp30.000 menjadi Rp50.000 per kilogram. Bahkan, harga tomat yang semula Rp8.000 per kilogram kini naik hingga Rp24.000.
“Kami kesulitan dapat barang dari distributor, harganya pun tinggi. Kalau dipaksakan jual, pelanggan kabur. Lebih baik tutup dulu,” ujar seorang pedagang di Pasar Tanjung Jember.
Masyarakat pun mulai merasakan dampaknya. Banyak warga terpaksa mengurangi belanja bahan dapur dan beralih ke bahan alternatif yang lebih murah.
“Kami merasa keberatan. Belanja jadi harus dikurangi karena semuanya naik,” kata Lena, seorang ibu rumah tangga, saat ditemui pada Rabu (18/6/2025).
Aksi mogok ini diduga sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah terkait penerapan aturan ZERO ODOL(Over Dimension Over Load). Hingga kini, belum ada kejelasan kapan aksi mogok nasional ini akan berakhir.
(Rdw)